Sejarah
Perintisan Pondok Pesantren Sabilul Muttaqin ini dimulai seorang yang bernama Dasuki (Nama asli). Ia adalah anak kedua dari pasangan Buyamin dan Kasmirah yang konon bila di urut diatas sampai kepada Mbah Sarrafudin Mruwut yang sampai juga kepada Mbah Mudin Asy’ari (Sunan Bejagung). Namun sampai saat ini masih kesulitan menemukan data yang kongkrit tentang hal ini. Dari perkawinan Bunyamin dan Kasmirah tersebut menerunkan tiga anak yaitu Supani, Dasuki, Ngadenan. Dimasa kecilnya dasuki menuntut ilmu (Mengaji) Kepada pakdenya yang bernama Kyai Abdullah di Desa Margoagung pada waktu nyantri itulah nama dasuki diganti dengan nama Toha.Setelah Toha menginjak usia dewasa kurang lebih tahun 1925 ia mulai mengajar mengaji dan dimulainya dengan mengajar orang yang sudah tua dan belum bisa bahkan belum mengenal huruf al-qur’an, serta membimbing mereka cara-cara sholat yang benar. Ia mendirikan Langgar kecil terbuat dari bambu yang ia bangun bersama santrinya, bangunan Langgar tersebut masih bisa ditemukan sampai tahun 1980an dan pada tahun itu Kyai Toha sudah memasuki usia tua (lanjut) maka secara perlahan Pimpinan Langgar (kyai) dan perjuangan diteruskan oleh generasi berikutnya yaitu generasi kedua yang bernama Munasir, anak ketujuh (terakhir) dari perkawinan Kyai Toha dan NgastijahPada masa generasi kedua inilah kiat-kiat perjuangan mulai dikembangkan maka dimulailah pada ketika itulah dibentuk Jam’iyah Manaqib yang anggotanya para remaja yang kala itu sampai mencapai ratusan. Alhamdulillah jam’iyah itu masih berjalan dengan baik. Setelah Jam’iyah Manaqib makin hari makin mantap sekalipun melalui beberapa ujian, tantangan masa itu.
Maka pada tahun 1990 yang ketika itu Kyai Toha masihsugeng (hidup) Kyai Muda (para teman akrabnya memanggil) ketika itu membuka Madrasah Diniyah Sabilul Muttaqin, karena pada masa itu belum ada Madrasah Diniyah di Desa sekitar. Sehingga Santrinya disamping dari Desa Margoagung juga banyak Santri luar yang desanya berdekatan. Adapun usia anak yang belajar di Madrasah Diniyah adalah usia anak SD dan MI dan masuk siang hari, sampai sekarang madrasah itu masih berjalan dengan baik.Pada tahun 1995 ketika Kyai Sepuh (Kyai Toha) sudah pulang ke hadirot Allah SWT. Kyai Kedua mendirikan Yayasan dan mendaftarkan pada notaris bernama Yatiman Hadisuparjo, S.H dengan nama Yayasan Sabilul Muttaqin No. Akta: 41 setelah keberadaan lembaga ini semakin kuat sudah merupakan sebuah lembaga yang berbadan hukum, maka ditahun itu pula Yayasan mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal yang bernama Madrasah Tsanawiyah Sabilul Muttaqin.Tiga tahun berikutnya pada saat pengurus masih memikul beban yang amat berat membebani pendidikan Madrasah Tsanawiyah yang baru tiga tahun berjalan, dengan semangat juang yang pantang menyerah dengan segela keterbatasannya maka dengan izin Allah pengurus berhasil membuka jenjang pendidikan formal yang lebih tinggi yaitu Madrasah Aliyah Sabilul Muttaqin yang tepatnya pada tahun 1998. Pada tahun 2011 pengurus membuka jenjang pendidikan formal kejuruhan yang bernama SMK Sabilul Muttaqin, Alhamdulilah keempat lembaga pendidikan tersebut sampai hari ini tetap mendapat dukungan dan kepercayaan dari masyarakat. Untuk memperkokoh keberadaan lembaga pendidikan tersebut maka dibentuklah beberpa jam’iyah seperti:
Jam’iyah manaqib, Jam’iyah Ummahat, Jam’iyah Diba’, Jam’iyah Banat, Jam’iyah Yasin, Jam’iyah Tahlil, Jam’iyah Thoriqoh Al Qodiriyah dan Wan Naqsyabandiyah
Komentari Tulisan Ini
Halaman Lainnya
Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler